Tim Arkeologi Balar, Medan, Sumatera
Utara telah menemukan fosil kerangka manusia purba yang diperkirakan
berusia 7.400 tahun di Ceruk Ujung Karang Jongok, Meluem Kecamatan
Kebayakan, Aceh Tengah. Pj. Bupati Aceh Tengah Ir. Moh. Tanwier MM pun
meminta bantuan pemerintah pusat untuk berperan serta dalam menjadikan
lokasi temuan itu sebagai cagar budaya yang perlu dipelihara dan
dilestarikan.
Saat berkunjung ke
lokasi temuan di Ceruk Ujung Karang Jongok, Meluem Kecamatan Kebayakan,
Aceh Tengah, Kamis (14/6) siang, Pj. Bupati Moh. Tanwier menyatakan,
bentuk partisipasi yang diharapkan dari pemerintah pusat sebut meliputi
pembebasan lahan di sekitar lokasi tempat ditemukannya fosil, pemugaran
okasi ditemukannya fosil karena temuan situs prasejarah ini, bukan hanya
menjadi milik daerah semata, tapi juga merupakan asset nasional.
”Mungkin
dari temuan ini akan banyak dapat di gali kehidupan sebelum adanya
kehidupan yang sekarang ini, karenanya kami berharap Pemerintah Pusat
melaui Kementerian terkait, dapat mengirim tim ahli tambahan untuk
menyelidiki dan menemukan cagar budaya baru, yang disinyalir masih
terdapat diseputaran danau Laut Tawar,” kata Tanwier.
Pelaksana
Tugas (Plt) Kadis Periwisata, kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Aceh
Tengah, Drs Ishak mengatakan, untuk tahapan proses penggalian Pemkab
Aceh Tengah telah memberikan perhatian, sehingga hasil penyelidikan para
tim Arkeologi telah mencapai hasil seperti ini.
Ketua
Tim Arkeologi Sumatra Utara, I Ketut Wiradiyana mengatakan, pihaknya
mulai penelitian di Ceruk Ujung Karang Jongok Meluem Kecamatan
Kebayakan. sekitar tahun 2010. Sebelumnya pada tahun 2009 tim ini juga
berhasil mengidentifikasi adanya lokasi fosil rangka manusia yang
diperkirakan telah berusia 3.500 tahun lalu, di Ceruk Mendale tidak jauh
dari ditemukannya lima fosil kerangka manusia di Ceruk Ujung Karang
Selain
temuan lima fosil kerangka manusia di Ceruk Ujung Karang ini, tim
Arkealogi Balar Medan ini juga menemukan sisa anyaman yang
keseluruhannya diperkirakan berumur 7.400 tahun yang lalu.
Berangkat
dari hal tersebut, papar Ketut, Pemerintah daerah mengajukan kegiatan
berupa kasting yakni pencetakan duplikat kerangka-kerangka manusia. “Nah
kerangka kerangka yang ada di Ujung Karang ini merupakan kerangka hasil
cetakan, sedangkan aslinya sudah ada dimuseum Aceh Tengah,” papar
Ketut.
Ketut juga menjelaskan proses
pembuatan duplikat kerangka pra-sejarah, yang diawali dari cetakan yang
telah disiapkan, diletakkan sesuai dengan posisi awalnya dari rangak
yang ada, hal ini diperlukan untuk dijadikan sebagai salah satu tambahan
obyek wisata budaya bagi Pemerintah Aceh Tengah.
Dari
lima kerangka yang ditemukan, menurut Ketut, berusia sekitar 17 tahun
terkecuali dua kerangka yang terletak secara berdampingan (berpasangan)
dipastikan memiliki usia yang jauh lebih tua. Dan dari kerangka yang
berpasangan itu nampaknya telah dilakukan berkali-kali pemotongan gigi,
jadi besar kemungkinan kematiannya disebabkan oleh keries akibat
kerusakan email giginya sebut Ketut Wiradyana menambahkan.
Berkaitan
dengan DNA pihak arkeologi menyatakan belum diketahui dengan pasti
karena hasil DNA yang ada pada kerangka prasejarah ini relatif terbatas.
Namun demikian yang sudah di pastikan hasil DNA adalah DNA orang Gayo
dengan DNA orang Karo.(setkab.go.id)
Incoming search terms:
- sejarah aceh tengah (6)
- rangka manusia (2)
- fosil manusia purba di sumatera (2)
- kebudayaan prasejarah aceh (2)
- aceh tengah (1)
- orang karo di aceh (1)
- kebudayaan aceh tengah (1)
- gambar pahlawan gayo aceh tengah (1)
- gambar fosil di aceh tengah (1)
- foto fosil berpasangan (1)
Refrensi : http://www.karo.or.id/ditemukan-fosil-berusia-7-400-tahun-di-aceh-tengah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar