Suku Karo adalah salah satu puak yang tinggal di Sumatera Utara. Memiliki 5 Marga,yaitu :
Karo-karo, Ginting, Tarigan, Perangin-angin, dan Sembiring. Mendiami Karo, Langkat, Deli, Dairi, Pakpak Barat, Kutacane (alas, gayo) hingga pantai barat Tapanuli Utara (Pelabuhan Tua "Barus").
Nama Karo sendiri ada beberapa tafsir:
1. Berasal dari kata Haru..
Haru adalah kerajaan tertua Nusantara yang sudah ada di abad pertama Masehi Rajanya bernama Pa Lagan (Brama Putro dalam Bukunya "SEJARAH KARO DARI ZAMAN KE ZAMAN"). Kerajaan ini adalah cikal bakal kerajaan Samudra Pasai(Pasai/pase).
2.KARO = HA ROH dari pengertian bahasa toba yang artinya PERTAMA DATANG/ADA. (Buku Adat Istiadat Karo karya P.Tambunan)
3.Atau dari pebgaruh bahasa Arab yang berdagang dijaman dahulu.
QARAU = yang diajar Sembahyang/ yang diajar Membaca.
4.KARO = yang dalam bahasa Melayu Tua menyebut suku itu KARE yang Artinya KERAS, BERDARAH PANAS.
(Sejarah Kebudayaan Sumatera karya Dada Mauraxa).
Kebudayaan Karo selai kebudayaan Tuanya juga banyal menerima pengaru budaya-budaya luar seperti dari Afrika dan India.
Pengaruh kebudayaan Afrika yang masih dapat dilihat yaitu Makam yang terbuat dari Dolmen/batu, orang yang meninggal tidak ditanam melainkan disimpan dalam peti batu ada juga yang dibuatkan patung duduk dengan tangan letak di Paha. Ini persis dengan Makam raja-raja Mesir kuno. Cara macam ini masih sering dan Banyak dilakukan di Karo.
Pengaruh budaya India dapat dilihat dari Kitab lama bahwa dulu sebelum maraknya Agama di Karo,bahwa orang mati setelah upaca adatnya kemudian mayat dibakar dan abunya ditabur hanyutkan kesungai/kelaut. Supaya bersatu kembali kesungai Gangga-India!
Ini persis dengan kepercyaaan Hindu.
Pengaruh yang masih lekat dan masih dapar terlihat pada nama-nama sub Marga Sembiriing seperti : Brahmana, Colia, Pelawi, Milala, Keling, Pandia. Marga Pandia ini mengingatkan Kita Pada salah satu kisah di kitab Hindu Mahabrata tentang jaman kareajaan ASOKA, ada satu kerajaan yang bernama Pandia.
Suku KAro sebelum Masuknya Agama sudah punya Kepercayaan sendiri yang disebut Pemena. Ada yang menyebutnya Perbegu. Dalam hal ini penulis hanya lebih memilih kata Pemena. Agama Pemne sebagai mana disebut di Toba sebagai Parmalim, di Kalimantan disebut Kaharingan dst. dalah agama asal/awal daerah Nusantara yang sampai saat ini masih ada Penganutnya sekalipun sudah terkikis dan nyaris punah mereka tak pernah hirau walu terus di dzolimi oleh Agama- agama pendatang ke Nusantara, termasuk opleh Pemerintah Republik sendiri. Agama Pemena percaya adanya dibata sebagai Pencipta, juga mengenal banyak Roh dan katanya Kitab nya adalah Alam Semesta dengan filosofi hidup RENDI ENTA RAWIN JEMBA. Seteleah masuknya pengaruh Hindu ada kebiasaan membuat sesajen dirumah, dijalan, dijembatan, dan kayu besar. Mantra dari pengaruh Hindu diawali dengan Kata HONG...setelah masuknya Islam banyak juga Mantra dikaro yang diawali Bismillahirrahmannirahim.... Dan ditutup dengan kata Allahu....(Sejarah Kebudayaan Sumatera;Dada Mauraxa)
Kerajaan - kerajaan Karo yang pernah Tertulis dalam antara lain Haru (abad 1 hingga 18), Pase/Pasai/Samudra Pasai (abad 4-15), Sunggal, Deli (abad 15-19), Haru Langkat, Haru Pane, Haru Deli Tua (Putri Hijau) dll.
Oleh : Armansah Putra Singarimbun
Sumber: (Yayan Rasulin Tarigan)
Refrensi : Majalah Bulanan Tenah Budaya Karo No.250 Tahun Ke-XXII Edisi Mei 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar