Powered By Blogger

Senin, 11 Maret 2013

Pemujaan dan Upacara Ritual Karo


Buah huta-uta, yang biasanya merupakan batang buah pohon besar didekat desa, yang dipercayai ditunggui oleh tenaga gaib yang dikeramatkan. Pada waktu-waktu tertentu diadakan upacara persembahan yang disertai gendang sarune (gong, serunai, pengual) di mana “Guru Sibaso” berperan penting di situ.
Galoh, adalah satu tempat tertentu berupa persembahan yang ditanami
kalinjuhang, sangka sampilet, galoh si tabar, tabar-tabar, besi-besi, kapal-kapal dan ambatuah, dilingkari pagar bambu berdiameter lebih kurang 4 meter.
Silanen, adalah batu besar yang letaknya tidak begitu jauh dari desa.
Biasa orang menaruh sesuatu sebagai sesajen di atas batu ini sambil
menyampaikan keinginannya.
kapal dan ambatuah, dilingkari pagar bambu berdiameter lebih kurang 4
meter.
Adapun upacara-upacara ritual yang dilakukan orang Karo :
  1. Perumah Begu, yaitu upacara pemanggilan arwah seseorang yang sudah meninggal melalui guru sibaso (dukun)
  2. Ndilo tendi, upacara ini dilakukan apabila ada seseorang yang terkejut akan suatu kejadian, baik karena penglihatan, pendengaran atau jatuh, hanyut,dll. Di mana tendi tersebut akan meninggalkan tubuhnya karena terkejut.
  3. Nengget, adalah upacara yang ditujukan kepada pasangan suami istri yang setelah sekian tahun berumahtangga namum belum memiliki anak.
  4. Ngarkari, ialah upacara menghindari suatu kemalangan yang dialami oleh suatu keluarga di mana guru sibaso berperan penting.
  5. Perselihi, ialah upacara pengobatan suatu penyakit atas diri seseorang, di mana untuk menghindari penyakit menjadi lebih berbahaya.
  6. Ngulakken, ialah suatu upacara agar penyakit yang menyerang seseorang karena dibuat sengaja oleh orang lain hilang. Dan kalau bisa penyakit tadi dipantulkan kembali ke si pembuatnya.
  7. Erpangir Ku Lau, adalah untuk membersihkan diri seseorang atau keluarga secara keseluruhan, menghilangkan kesulitan, malapetaka dan lainnya.
  8. Ndilo Wari Udan, memanggil turunnya hujan kepada Tuhan agar musim kemarau diganti musim hujan.
  9. Ngeluncang, ialah upcara ritual untuk mengusir segala pengganggu seperti roh halus agar desa tersebut terhindar dari penyakit atau malapetaka.
  10. Njujungi Beras Piher, adalah satu upacara yang isinya berupa ucapan selamatan dan doa agar orang tersebut dapat diberikan keteguhan iman dan lain-lain

    Refrensi: 
  1. http://silima-merga.blogspot.com/2011/03/pemujaan-dan-upacara-ritual.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar